Setahun Program INKLUSI YKPM-KAPAL Perempuan di Kabupaten Pangkep
Komentar

Setahun Program INKLUSI YKPM-KAPAL Perempuan di Kabupaten Pangkep

Komentar

Terkini.id, Pangkep – Sejak Tahun 2022, YKPM Sulawesi Selatan bekerja sama KAPAL Perempuan kembali melaksanakan program INKLUSI sebagai bagian dari keberlanjutan program yang sebelumnya telah pernah dilaksanakan yakni Program MAMPU.

Program MAMPU merupakan kemitraan pemerintah Indonesia melalui Bappenas dan pemerintah Australia yang berfokus pada peningkatan akses terhadap program perlindungan sosial melalui penguatan dan pembentukan sekolah perempuan di wilayah Kepulauan, tepatnya di Kecamatan Liukang Tupabbiring Utara seperti di Desa Mattiro Kanja, Mattiro Baji, Mattiro Uleng dan Mattiro Bombang.

Program ini berlangsung sejak tahun 2013 hingga tahun 2020 di saat pandemi juga melanda bangsa ini dan akhirnya program ini pun dinyatakan berakhir.

Meskipun program MAMPU dinyatakan berakhir kala itu, namun komunitas Sekolah Perempuan yang terbentuk di desa sasaran program di wilayah kepulauan tidaklah berhenti secara aktifitas yang dilakukan secara swadaya.

Beberapa aktifitas di tengah keterbatasan karena pandemi, mereka tetap melakukan kegiatan seperti mengikuti kegiatan Musyrenbang atau musyawarah desa sebagai bagian dari keterwakilan kepemimpinan perempuan meskipun dilakukan secara terbatas dalam menyampaikan aspirasi dan kebutuhan mereka.

Baca Juga

Kegiatan lainnya juga secara swadaya melakukan kegiatan Pencegahan dan Penolakan pernikahan di bawah umur melalui siaran di radio komunitas Sekolah Perempuan serta ikut dalam pencegahan dan penanganan COVID-19.

Memasuki Tahun 2022 setelah Pandemi dinyatakan berakhir oleh Pemerintah, Yayasan Kajian Pemberdayaan Masyarakat (YKPM) Sulsel kembali bekerjasama dengan KAPAL Perempuan kembali dipercayakan untuk melaksanakan program baru yakni program INKLUSI yang merupakan program serupa yang didukung oleh pemerintah Australia dan pemerintah Indonesia untuk mewujudkan masyarakat yang Inklusif.

Program ini sesungguhnya bagian dari menjaga keberlanjutan program sebelumnya yang tentunya diharapkan dapat berkontribusi pada tujuan pembangunan yang lebih luas yaitu tidak ada satupun orang Indonesia di seluruh pelosok Negeri ini yang tertinggal dalam hal pembangunan melalui Sustainable Development Goals (SDGs) sebagai tujuan pembangunan berkelanjutan yang disusun oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam rangka untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di seluruh dunia tak terkecuali Indonesia.

Program INKLUSI tetap menjadikan wilayah Kabupaten Pangkep sebagai wilayah sasaran, karena program sebelumnya hanya menjangkau wilayah kepulauan dan sebagian desa.

Namun, melalui program ini diharapkan penerima manfaat lebih banyak untuk menjangkau kelompok marjinal agar dapat memberikan edukasi untuk berpartisipasi dan mendapat manfaat dari pembangunan di bidang sosial budaya, ekonomi dan politik.

Dan melalui program INKLUSI ini juga pengembangan sekolah perempuan pun terus dilakukan misalnya dengan menjangkau wilayah pengunungan seperti Kecamatan Tondong Tallasa dan Kecamatan Balocci yang selama ini juga sering diaggap kesulitan secara akses untuk mendapatkan sejumlah fasilitas pelayanan khususnya lagi di lokasi yang memang secara geografis jauh dari ibu kota Kecamatan apalagi ibu kota Kabupaten.

Program INKLUSI hadir dengan penguatan 6 isu prioritas yang meliputi akses terhadap identitas hukum, akses terhadap program perlindungan sosial, percegahan perkawinan anak, penghapusan kekerasan seksual, pemulihan ekonomi dan partisipasi perempuan serta kelompok marjinal dalam pengambilan keputusan.

Mengapa 6 isu ini yang kemudian menjadi skala prioritas dalam program ini tidak lepas karena kondisi Kabupaten Pangkep termasuk salah satu daerah yang memiliki kondisi geografis yang cukup berat dan dikenal dengan wilayah 3 dimensi meliputi kepulauan, pegunungan dan daratan dan daerah ini selalu berada dalam rangking 3 (tiga) besar Kabupaten termiskin di Sulawesi-Selatan.

Sebut saja, masyarakat di wilayah kepulauan dan pegunungan adalah wilayah yang masih sangat sulit secara akses untuk menjangkau fasilitas layanan kesehatan yang baik, karena untuk bisa menjangkau rumah sakit daerah dengan sarana prasarana yang lebih lengkap membutuhkan waktu yang lama untuk tiba di kota Pangkajene demi mendapatkan perlindungan sosial secara cepat dan layak bahkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Pangkep penyumbang terbesar Kabupaten Pangkep terus mendapatkan 3 besar daerah termiskin adalah wilayah kepulauan dan hal ini tentu tidak lepas dari rendahnya kualitas pendidikan masyarakat, tingginya angka pernikahan anak dibawah umur dan juga persoalan ketahanan ekonomi keluarga karena pendapatan harian yang rendah.

Dalam diskusi dengan Nurhayati selaku bagian pengorganisasian dan advokasi Program INKLUSI ini menyatakan bahwa sejak pertama kali program ini dilaksanakan pada bulan Maret 2022 dan digelar launching oleh Bupati Pangkep pada bulan November 2022 terhitung sudah setahun program ini telah melakukan penguatan di Kecamatan dan Desa sasaran.

“Untuk pengembangan sasaran Program INKLUSI ini selain kami menguatkan desa sasaran sebelumnya di Kecamatan Tupabbiring Utara yakni Desa Mattiro Uleng, Desa Mattiro Baji dan Desa Mattiro Bombang sebagai desa jaringan Sekolah Perempuan yang dilibatkan dalam beberapa kegiatan namun tidak diintervensi secara intensif lagi melainkan kami menambah desa sasaran program di Kecamatan kepulauan ini melalui 6 issu tadi seperti Desa Mattiro Kanja, Desa Mattiro Labangeng, Desa Mattiro Bulu, tidak hanya itu di wilayah pegunungan Kecamatan Tondong Tallasa se-Desa Malaka, Desa Bantumurung, Desa Tondong Kura, Desa Lanne juga telah menambang wilayah pegunungan di Kecamatan baru yakni Kecamatan Balocci tepatnya di Desa Tompo Bulu sebagai salah satu desa yang berada dalam gugusan batu karst terbesar ke dunia setelah Cina dan menjadi bagian dari kawasan wisata pendakian Bulusaraung, kemudian kami juga sudah mulai menjalankan program di 2 (dua) Kecamatan Daratan yakni Desa Mandalle di Kecamatan Mandalle dan Desa Tamangapa di Kecamatan Marang,” Tutur Nur sapaan akrabnya.