Memerlukan Keseriusan Pencegahan Penularan Kaki Gajah di Dua Pulau Pangkep

Memerlukan Keseriusan Pencegahan Penularan Kaki Gajah di Dua Pulau Pangkep

MD
Munjiyah Dirga Ghazali

Penulis

Terkinidotid Hadir di WhatsApp Channel
Follow

Terkini.id, Pangkep - Pemerintah Kabupaten Pangkep terus berupaya memutuskan rantai penularan ancaman penyakit kaki gajah yang menghantui masyarakat di dua pulau, yang ada di Desa Kayurang Kecamatan Liukang Kalmas. Sejak ditemukan di tahun 2013, sampai saat ini di tahun 2021 Kabupaten Pangkep belum eliminasi filariaris.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pangkep Hj Herlina menyebutkan, tingkat keseriusan masyarakat melihat penyakit ini menjadi kendala yang dihadapi. Selain aktivtias masyarakat pulau yang selalu meninggalkan pulaunya untuk keluar mencari nafkah, "Salah satu hal yang mampu memutuskan penyebaran cacing virus ini, adalah rutin minum obat," kata Herlina.

Sebanyak 60-an orang rombongan tim dari Dinas Kesehatan, Puskesmas Kecamatan Liukang Kalmas bersama tim Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan, dan perusaaan BUMN PT Semen Tonasa serta personil aparat TNI Kodim 1421 Pangkep Kamis, 12 Mei 2022 menempuh perjalanan 19 jam untuk tiba di pulau Doang-Doangan Caddi yang ada di Desa Kanyurang dengan menggunakan kapal laut yang mampu menampung hingga ratusan orang. Bagi tim kesehatan, masyarakat Doang-Doangan Caddi merupakan sasaran pertama pemberian obat. Rencananya tim akan sepekan untuk kegiatan pembagian obat di wilayah kepulauan Kecamatan Kalmas.

Di Doang Doangan Caddi, tim membagi diri menjadi 25 kelompok yang menyasar tiap penghuni rumah dan mendata berdasarkan kartu keluarga masyarakat. Setiap kelompok didampingi satu orang personil TNI. Pelibatan aparat TNI merupakan ide dari Herlina, berdasarkan infromasi dan pengalaman selama ini, pemberian obat kurang maksimal lantaran masyarakat memiliki banyak alasan untuk menghindari meminum obat.

Memerlukan Keseriusan Pencegahan Penularan Kaki Gajah di Dua Pulau Pangkep
Bupati Pangkep Muhammad Yusran Lalogau (MYL) melepas tim kesehatan bersama personil TNI Kodim 1421 Pangkep yang akan menempuh perjalanan 19 jam ke pulau Doang-Donag Caddi, Bangko-Bangkoang di Desa Kanyurang Kecamatan Kalmas, Kamis 12 Mei 2022. (Tim Diskominfo-SP Pangkep).

"Pelibatan aparat TNI, sebenarnya bukan untuk menakuti-nakuti masyarakat, tetapi hanya mendampingi tim kelompok, harapannya masyarakat enggak menolak untuk meminum obat yang diberikan," ujar Herlina.

Herlina menuturkan, upaya lain yang dilakukan agar masyarakat ingin meminum obat yang diberikan adalah, dengan memberikan bantuan beras setiap keluarga. Beras sebanyak 2 ton merupakan kerja sama Bupati Kabupaten Pangkep Muhammad Yusran lalogau dan perusahaan BUMN PT Semen Tonasa. "Beras dibagikan setiap rumah yang penghuninya telah meminum obat," katanya. 

Dua hari agenda pemberian obat yang dilakukan tim Dinas Kesehatan Pangkep, berhasil memberikan sebanyak 700 masyarakat yang meminum obat dari 238 jumlah keluarga yang dikunjungi di Doang-Doangan Caddi, sedangkan di Bangko-Bangkoang sebanyak 294 masyarakat yang meminum obat dari 126 keluarga yang terdata. Herlina mengatakan, masih ada beberapa masyarakat yang tidak meminum karena, saat tim berkunjung, masyarakat tersebut sedang tidak berada di pulau itu, sebagaian masyarakat juga memiliki riwayat penyakit hipertensi. "Saya akan meminta petugas Puskesmas kecamatan untuk tetap melakukan pemantauan pada masyarakat yang belum meminum obat, karena kita memang butuh keseriusan, bukan hanya pada masyarakat, tetapi juga petugas," ujarnya.

Masih Endemis Filariasis

Epidemiologi Ditjen P2P Kementerian Kesehatan Sunardi mengatakan Kabupaten Pangkep masih merupakan endemis filariasis di Sulawesi Selatan, yang datanya cukup tinggi. Pemberian obat pada masyarakat di Kabupaten Pangkep telah dilakukan selama 10 tahun terakhir. 

Senada dengan dr Dauries Ariyanti Muslikhah yang juga Epidemiologi Kementerian Kesehatan menuturkan, obat yang diberikan masyarakat di dua pulau Desa Kayurang ada tiga jenis, yaitu DEC, Albendasol, Ivermectin. "Ivermectin ini merupakan obat baru, yang berfungsi untuk menguatkan efek dua obat yang diberikan di masyarakat," katanya.

Dauries berharap, pemberian obat tambahan tersebut mampu memutuskan rantai penularan, sehingga filariasis tidak ditemukan lagi di Kabupaten Pangkep.

Memerlukan Keseriusan Pencegahan Penularan Kaki Gajah di Dua Pulau Pangkep
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pangkep Hj Herlina, saat memberikan sambutan di depan masyarakat pulau Doang-Doang Caddi untuk pemberian obat massal pencegahan flariasis atau kaki gajah di dua pulau di Kecamatan Kalmas. (Tim Diskominfo-SP Pangkep).

Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Makkaraus mengatakan awalnya di Sulawesi Selatan ada tiga kabupaten yang endemis filariasis selain Kabupaten Pangkep, yaitu Enrekang, Sidrap, dan Luwu Timur, namun tiga kabupaten lainnya telah eliminasi filariaris. "Tiga kabupaten telah bebas dari filariasis," ujarnya.

Makkaraus menjelaskan, Pelaksanaan Pemberian Pencegahan Obat Massal (POPM) di Kabupaten Pangkep telah memasuki tahun ke 10 POPM. Karena dua kali gagal untuk bisa eliminasi filariasis, dia berharap ini tahun terkahir setelah Pangkep gagal untuk eliminasi. Salah satu yang menyebabkan Sulawesi Selatan tidak eliminasi filariasis di tahun 2020, karena gagalnya menurunkan angka filiariasis di Pangkep dibawa 1 persen. " Kita berharap, capaian pemberian obat di dua pulau, setelah enam bulan ke depan mampu menurunkan angka di bawah 1 persen, karena sebelumnya, masih berada di 2,7 persen," katanya.

Masyarakat dan Efek Obat

Pemberian tiga jenis obat kaki gajah untuk masyarakat dewasa dan anak-anak di dua pulau tersebut menyasar usia dua tahun sampai dengan 14 tahun untukj kategori anak-anak, obat yang dibagikan juga berdasarkan tinggi badan masyarakat. Setiap tim kelompok yang membagikan obat, terlebih dahulu mengukur tinggi badan masyarakat.

Rahim 40 tahun salah seorang warga Doang-Doang Caddi menyadari jika penyakit kaki gajah memang ada di pulaunya, sejak beberapa tahun lalu. Ada masyarakat yang telah kakinya bengkak. "Iya pak, memang ada," katanya.

Dirinya pun telah kerap kali meminum obat jika ada pembagian dari pemerintah untuk masyarakat di pulaunya. Rahim menjelaskan, beberapa masyarakat memang mengalami demam usai meminum obat tersebut, karena itu memang efek dari obat itu, kata petugas. 

Memerlukan Keseriusan Pencegahan Penularan Kaki Gajah di Dua Pulau Pangkep
Tim kesehatan melihat peta rumah masyarakat pulau Doang-Doang Caddi Kecamatan Kalmas sebelum memberikan obat kepada masyarakat. (Tim Diskominfo-SP Pangkep).

Rahim juga menuturkan, memang ada masyarakat yang tidak disiplin, tidak meminum obat saat dibagikan, dirinya tidak tahu alasan masyarakat tersebut. Katanya sebagian masyarakat beranggapan yang harusnya minum obat adalah yang sakit, padahal obat tersebut merupakan salah satu cara agar tidak terjangkit penyakit kaki gajah itu. Dia berharap agar penyakit ini, segera hilang dari pulaunya dan masyarakat bisa terbebas dari ancaman penyakit itu. "Semoga bisa segera hilang dari pulau kami," ujarnya.

Kaki Gajah 

Penyakit kaki gajah disebabkan oleh infeksi cacing filaria pada tubuh manusia yang ditularkan melalui gigitan nyamuk. 

Cacing filaria tumbuh di dalam tubuh manusia dan baru menimbulkan efek lima tahun setelah menginfeksi manusia. Cacing filaria dewasa hidup di saluran dan kelenjar getah bening, sementara anak cacing atau microfilaria berada di dalam darah. 

Memerlukan Keseriusan Pencegahan Penularan Kaki Gajah di Dua Pulau Pangkep
Pengukuran Tinggi badan masyarakat sebagai kebutuhan dosis untuk kebutuhan obat flariasis atau kaki gajah yang akan diminum masyarakat. (Tim Diskominfo-SP Pangkep).

Seperti namanya, penyakit kaki gajah menimbulkan pembengkakan pada setiap bagian tubuh manusia, umumnya di kaki dan bisa menjadi sangat besar seperti kaki gajah. Cacing filaria jenis "brugia timori" menyebabkan pembengkakan di daerah bawah lutut dan bawah siku. Sementara cacing jenis "wuchereria bancrofti" bisa menyebabkan pembengkakan di seluruh kaki, seluruh lengan, pada alat kelamin, dan payudara. Kecacatan akibat pembengkakan ini bersifat permanen dan sulit diobati bila sudah pada stadium lanjut.

(Liputan : Tim Diskominfo-SP Pangkep).