Terkini.id, Pangkep - Kepala badan pusat statistik(BPS) Pangkep, Arifin menyebut, kenaikan angka kemiskinan disebabkan karena berbagai indikator.
Pertama, indeks kesulitan gografis yang tinggi menempati urutan ketiga di Sulsel. Kedua, indeks pembangunan manusia(IPM). Baik indeks kesehatan, pendidikan dan ekonomi pada posisi sedang. Ketiga, jumlah penduduk hampir miskin yang masih relatif banyak. Keempat, program perlindungan sosial yang sepenuhnya belum tepat sasaran.
Saat ini katanya, angka kemiskinan Pangkep berada pada angka 14%.
Hal itu dipengaruhi oleh kemampuan konsumsi atau daya beli masyarakat yang melemah karena kondisi Covid-19.
Masyarakat Pangkep lanjutnya, dominan berusaha pada sektor pertanian dan industri.
"Pertanian kita, terutama yang bahan makanan masih minus. Kemudian, yang paling memberi dampak karena banyaknya tenaga kerja di sektor industri karena pandemi Covid-19 sehingga perusahaan merumahkan karyawannnya,"terangnya.
Angka 14% diperoleh dari survey sosial ekonomi nasional yang dilaksanakan pada Maret 2021.
"Saat itu masih pandemi. Bahkan puncaknya,"katanya, Kamis, 7 Maret 2022.
Saat itu lanjutnya, aspek ekonomi di semua sektor terjadi tekanan terhadap pertumbuhan ekonomi. Sehingga, kemampuan daya beli pada semua level masyarakat juga terjadi tekanan. Terutama konsumsi makanan dan non makanan.
Di sisi lain, penyebab kenaikan kemiskinan dipengaruhi oleh angka pengangguran yang meningkat.
Di Pangkep terangnya, terjadi fenomena. Kegiatan ekonomi didominasi oleh sektor industri pengolahan semen. Dimana saat triwulan pertama, atau tepatnya Maret banyak tenaga kerja yang tidak bisa bekerja atau kerja paruh waktu. Sehingga, memengaruhi penghasilan.
Selanjutnya, tekanan terjadi pada sektor bahan makanan. Dimana hasil pertanian, terutama padi dan palawija juga menurun.
"Sehingga masyarakat, terutama petani daya belinya juga menurun,"tambahnya.